Minggu, 21 November 2010

TOPIK II : SUBPOKOK BAHASAN : ALIRAN-ALIRAN UTAMA DALAM EPISTIMOLOGI

Epistemologi : Rasionalisme
Sumber pengetahuan manusia adalah rasio atau akal budi manusia
Menurut Rene Descartes bahwa rasionalisme di awali oleh sebuah keraguan karna keraguan digunakan untuk mencapai pengetahuan sejati, rasio adalah indicator kebenaran yang universal (logika), bahkan indikator baik-buruk secara moalitas (etika). Metodenya harus pasti yaitu metode matematika
Tiga persyaratan keyakinan Descartes :
  1.  Kepastian adalah kemustahilan untuk dibantah, harus rasional, jelas, dan berbeda dari keyakinan lainnya, oleh karena itu manusia mampu melakukan rasio karena sudah bawaan
  2. Kepastian adalah keyakinan terakhir, tidak digantungkan pada keyakinan lainya artinya keberadaannya tidak dipengaruhi hal lain
  3. Kepastian haruslah tentang sesuatu yang eksis, ada dan secara rasio dibenarkan.

Epistimologi: Empirisme
John locke mengemukakan dua pertanyaan besar yaitu :
1. Dari mana kita mendapat pengetahuan kita ?
2. Apakah kita dapat mempercayai hasil pengamatan indera kita ?
Menurutnya bahwa tidak ada ide bawaan, semua pengetahuan yang di dapat manusia adalah hasil refleksi dari pengalaman yang kita alami menjadi sebuah ide pengetahuan sederhana.Dan apa yang kita dapat dan diterima oleh indera kita, ditanggapai oleh rasio kita menjadi sebuah pengetahuan yang kompleks
John locke memberi gambaran bagaimana pengetahuan itu bisa di ingat oleh manusia, bahwa manusia seperti Tabula Rasa yang ketika hasil tulisannya telah penuh maka langsung di hapus kembali artinya bahwa pengetahuan manusia selalu diperbaruhi oleh pengalaman dan apa yang mereka terima oleh indera mereka.
George Barkeley mengatakan bahwa pengalaman bukan mempersepsikan fisik benda, tetapi persepsi tentang sifat (kualitasnya) saja, Jadi tidak ada kualitas primer, yang ada kualitas sekunder aja. Contohnya misalnya ada seseorang mengingat tentang pengalaman terjatuh ketika berlari namun yang paling diingatnya adalah rasa sakit yang dideritanya ketika terjatuh, rasa sakit itulah yang menjadi kualitas sekunder yang memberi informasi kepada otak kita tentang kejadian tersebut, bukan saat jatuhnya namun rasa sakit yang timbul karena jatuh tersebut yang menjadi sebuah pengetahuan.

Menurut David Hume
Ada dua jenis persepsi manusia :
Kesan    : Persepsi inderawi (dengan kesadaran tinggi)
Gagasan : Ingatan atas persepsi itu
Bahwa gagasan sederahana atau tunggal, muncul dari kesan sederhana, langsung terkait dengan konsep tertentu. Gagasan kompleks, tak terkait langsung dengan subjek tetapi bisa di pecah menjadi banyak gagasan sederhana, Jadi jika tidak ada kesan dan gagasan maka tidak ada ingatan akan pengalaman tersebut dan jika gagasan tanpa pesan maka gagasan tersebut tanpa makna.

Manusia terbiasa membuat gagasan dengan tiga cara
  1. Kemiripan, misalnya gagasan tentang Aristoteles. Mengapa kita tahu mengapa dia adalah Aristoteles Karena kita memiliki gagasan yg cukup bahwa membuktkan dia adalah aristoteles bardasarkan cirri-ciri dan kemiripannya.
  2. Kedekatan, misalnya tentang gagasan pemikiran Aristoteles
  3. Kausalitas, yaitu sebab akibat. Suatu sebab dapat menimbulkan sebuah akibat yang memang sesuai harapan memang seharusnya terjadi seperti demikian.
Epistemologi: Positivisme
Hukum tiga tahap Auguste Comte :
1. Tahap Teologis (fiktif)
2. Tahap Metafisis (abstrak)
3. Tahap Positivis (riil)
Positiv berarti :
- Kenyataan, lawannya khayal. (objek kajian tunggal)
- Kepastian, lawannya keraguan. (keseimbangan logis)
- Ketepatan, lawannya kekaburan. (kejelasan pengertian)
- Kemanfaatan, lawannya sekedar rasa ingin tahu. (kemajuan
- Keteraturan, lawannya negative. (penataan, penertiban)

Lima Asumsi dasar positivism
  1. Logiki emirisme, yaitu kebenaran yang pembuktinnya secara empiri artinya segala sesuatu dianggap benar apabila dibuktikan secara empiris.
  2. Realitas Objektif, yaitu suatu relitas saja, tiada tempat untuk interprstasi subjek. Hanya ada satu realitas yaitu objeknya dapat dilihat.
  3. Reduksionisme, menunjuk objek yang bisa ditelaah dan objeknya bisa di reduksi. Setiap objek dapat diamati dalam satuan kecil. Jika tidak ada, maka itu bukanlah realitas (missal Tuhan). Reduksionisme pada zaman modern diarahkan ke hokum-hukum fisika
  4. Determinisme yaitu sesuatu yang sudah pasti. Keteraturan dunia karena hokum kausalitas yang linea. Dengan ilmu kita dapat mengendalikan dunia
  5. Asumsi bebas nilai. Tak ada tempat untuk subjektivitas, sehingga nilai-nilai tak relevan. Ilmu-ilmi selalu bebas nilai. Objek menentukan, sehingga subjek tidak diberi tempat untuk interpreastasi.
Epistimologis: Intusionisme
Intuisionisme yaitu saling menentuka, menyatu dan tak berjarak. Melihat sesuatu yang tampak dari tahap-tahap dan ditopang kedalam empirik dan rasio
Indikasi intuisi berkerja :
- Frekuensi terjadinya itu sangat jarang (langka)
- Datangnya tidak dapat diprediksi
- Subjek mengenal secara mendalam peristiwa yang tengah dihadapi dan menangkap sinyal-sinyal tidak lazim.
Henry Bergson (1859-1941)
Intuisi sebagai filsafat hidup. Intuisi adalah naluri yang tak terpengaruh, sadar diri, mampu merenungkan objeknya dan memperluasnya secara terbatas.
Edmun Husseri (1859-1938)
Intuisi fenomenologis (objek dibiarkan bicara sendiri contohnya melihat sejauha mana eksistensinya..
Fenomena (gejala) hanya mungkin ditangkap dengan intuisi ( tanpa melalui tahap-tahap penyimpulan inferensial )

1 komentar:

  1. Lucky Club Casino Site - Lucky Club
    The Lucky Club Casino is an online gaming platform and the only place for real money casino gaming in luckyclub New Zealand. It is licensed and regulated by the ‎Lucky Club Casino · ‎Mobile · ‎Casino · ‎Promotions

    BalasHapus